Jumat, 06 Juli 2012

resensi buku satra


RESENSI BUKU
DIMENSI SOSIAL KEAGAMAAN DALAM FIKSI INDONESIA MODERN
Fenomena Perkawinan Lintas Agama dalam Novel Keluarga Permana
Karya Ramadhan K.H. : Kajian Semiotik

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Membaca Komprehensif
Dosen Pengampu Muhammad Fakhrur Saifudin S.Pd

Disusun Oleh :
DEFFY MURFIANTI
A310080101


KERAGAMAN SOSIAL KEAGAMAAN DALAM FIKSI INDONESIA
   Identitas Buku :
a.       Judul Buku   : Dimensi Sosial Keagamaan  dalam Fiksi Indonesia Modern
b.      Penulis          : Dr. Ali Imron Al Ma’ruf, M.Hum
c.       Penerbit        : SmartMedia
d.      Kota Terbit   : Solo
e.       Jumlah Hal.  : 235
f.       Cetakan        : Mei 2010
g.      Harga           : Rp 40 000,00
h.      Panjang x Lebar : 21,5 x 16 cm

  Masyarakat Indonesia telah mengenal berbagaimacam jenis karya sastra yang berkembang di Indonesia. Salah satu karya sastra tersebut adalah  novel. Karya sastra merupakan dunia imajinasi dari hasil kreasi pengarang setelah merefleksi lingkungan sosial kehidupannya. Karya sastra juga merupakan salah satu alternatif dalam rangka membangunan kepribadian dan budaya masyarakat. Saat ini novel yang bertemakan cinta dan agama banyak digandrungi oleh masyarakan Indonesia, bukan hanya para remaja saja tetapi telah merajalela diberbagai kalangan masyarakat. Kenapa Novel yang bertemakan cinta dan agama bisa di gemari oleh masyarakat Indonesia, hal itu akan di ulas di dalam buku ini, yang   terdiri dari lima bab. Bab I  Pendahuluan yaitu mengenai teori, tujuan, manfaat  tentang karya sastra. Bab II mengenai pengarang, latar sosial budaya, dan karyanya. Bab III tentang struktur bangunan novel keluarga permana. Bab IV Dimensi sosial keagamaan dalam novel keluarga permana. Bab V . Simpulan.  Buku karya Dr Ali Imron A M ini mengkaji tentang keragaman sosial budaya dan agama pada masyarakat Indonesai yang multikultural, sehingga bisa terjadi perkawinan lintas agama yang fenomenal dan kontroversial. Novel yang dikaji dalam buku ini adalah novel Keluarga Permana karya Ramadhan K.H.  Mengapa di dalam novel Keluarga Permana yang dikaji  dalam buku ini bisa menjadi fenomenal dan kontroversial. Fenomenal karena menyangkut hubungan antar umat beragama yang sampai sekarang masih menjadi masalah bahkan menjadi masalah nasional dan kontroversial karena keragaman yang ada pada masyarakat Indonesia.  Buku ini juga membantu kita bagaimana cara mengkaji sebuah karya sastra dengan baik  dan benar. Pengarang buku ini mencoba mengkaji novel Keluarga Permana karya Ramadhan K.H secara semiotik.
Novel merupakan pegelolaan masalah-masalah sosial ke-masyarakatan oleh kaum terpelajar Indonesia sejak tahun 1920-an dan  sangat digemari oleh sastrawan (Harjana, 1989:17). Novel Keluarga Permana (selanjutnya disingkat menjadi KP) karya Ramadhan K.H merupakan salah satu novel yang fenomenal dan kontroversial. Novel ini mampu mencerminkan kehidupan masyarakat Indonesia modern dan kesadaran pengarangnya mengenai masalah yang dihadapi, yaitu  masalah sosial keagamaan. KP memenuhi kriteria karya sastra sebagai potret indah yang menggambarkan masyarakat, bahkan analisis kehidupan sosial dengan segala perubahan  masyarakat  (kuntowijoyo, 1991: 145).  KP  menyodorkan landasan filsafat dalam memberikan penilaian tentang masalah yang dihadapi masyarakat yang hingga  kini  tetap  aktual. Berbeda dengan novel-novel Ramadhan sebelumnya, Novel Keluarga Permana mempunyai jalinan alur yang menarik hingga ceritanya merangsang untuk diikuti, bentuknya padat dan bahasanya ringkas. Menurut Mohamad (1982: 145), satra kegamaan yang baik adalah karya sastra yang tidak bermaksud mengislamkan atau  mengkristenkan pembaca, melainkan untuk membantu pembaca dalam menyelesaikan sendiri masalah hidupnya, mengetuk pembaca dengan pertanyaan yang menggoda hingga pembaca menemukan jawabannya. KP merupakan salah satu novel literel Indonesia yang cukup menonjol dan mendapat banyak pujian  dari para kritikus. KP bahkan disebut sebagai novel fenomenal pada masa kini, hal itu mengigat  KP mencerminkan potret kehidupan antar umat beragama di Indonesia di tengah pluralitas dan hiterogenitas mayarakat Indonesia yang multiagama.
Sebelum pembahasan sampai pada makna dimensi sosial keagamaan dalam novel Keluarga Permana, terlebih dahulu akan dibicarakan stukturnya, mengingat bahwa sebagai sebuah karya sastra, struktur berkaitan erat dengan makna. Analisis struktur,  dimaksudkan untuk lebih  memungkinkan intrprestasi karya sastra.  Dimensi sosial keagamaan di dalam KP merupakan bagian dari struktur yang mempunyai fungsi dalam pembentukan sebuah cerita. Berdasarkan data yang diperoleh, dimensi sosial keagamaan dalam KP berkaitan dengan struktur karya. Oleh karena itu, berikut akan dianalisis struktur KP dalam hal ini struktur naratif, penokohan, dan latar. Pemilihan ketiga unsur itu beralasan, mengingat ketiga unsur tersebut berkaitan langsung dengan tujuan penelitian  dan diduga dimensi sosial keagamaan dalam KP tampak dominan dalam ketiga unsur.
Terlebih dahulu kita patut mengetahui urutan cerita Keluarga Permana sacara kronologis adalah sebagai berikut : Ida adalah seorang gadis remaja yang sering mendapat perlakuan kejam dari Permana (ayahnya).  Permana juga sering bertindak kejam terhadap Saleha (istri permana) dan Ida. Permana menyesali nasipnya yang sial, kemudian Sumarto menumpang (indekos) dirumah Permana. Sumarto menebar benih cinta kepada Ida, dan Ida mulai jatuh cinta kepada Sumarto, kemudian Sumarto mulai menggauli Ida. Permana curiga atas keintiman Sumarto dan Ida, Permana mengusir Sumarto dari rumahnya. Ida hamil buah hubungannya dengan Sumarto. Permana dan Saleha sepakat menggugurkan kandungan Ida. Kandunngan Ida gugur oleh ramuan racun dari dukun, sehingga Ida di larikan ke rumah sakit. Sumarto menyesali perbuatannya, Pastor Mordiyono menyarankan Sumarto untuk mengawini Ida. Permana dengan berat menyetujui Ida kawin dengan Sumarto. Ida dibaptis menjadi katholik dengan perasaan terpaksa. Perkawinan Ida dengan Sumarto menimbulkan konflik. Mang Ibrahim marah merasa kehilangan cucunya yang kini menjadi katolik. Akhirnya Ida meninggal dirumah sakit dan suster rumah sakit membisikkan kalimat syahadat, Ida pun mengikuti dengan lancar. Suster tersebut kaget saat mengetahui bahwa suami Ida seoarang katolik. Baca novel KP dan buku ini jika ingin tahu kelanjutan ceritanya.
Untuk mengetahui bagaimana dimensi sosial keagamaan dalan novel keluarga permana, kita harus mengetahui apa arti dimensi dan soaial itu. Dimensi dapat diartikan sebagai mantra, ukuran atau norma (Echols dan Shadily, 1980:538; Poerwadarminta, 1986:961). Sedangkan sosial diartikan sebagai segala sesuatu mengenai masyarakat,   berkaitan dengan kemasyarakatan. Secara luas sosial berarti segala sesuatu yang  berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan. Dimensi sosial kegamaan dalam novel Keluargan Permana menunjukkan adanya kemiripan sosial budaya antar tokoh-tokoh dalam teks KP dengan pengarang, dalam hal ini latar sosial budaya Sunda, Jawa Barat, dan latar tempat, tepatnya Bandung. Makna karya sastra tidak hanya ditentukan oleh karyanya saja, tetapi juga ditentukan oleh pembaca yang berpijak atau diarahkan oleh karya itu sendiri. Dengan demikian, pembaca disatu sisi mengetahui bahwa dalam menghadapi karya sastra, dia berhadapan dengan  pengarangnya. Dalam hal ini situasi semiotik  yang  khas dan luar biasa memberikan kebebasan pada pembaca. Data penelitian menunjukkan , bahwa permasalahan KP adalah dimensi sosial kegamaan  yaitu menyangkut perikehidupan antarumat beragama yakni perpindahan agama dan konflik-konflik sosial keagamaan yang ditimbulkannya
Kelebihan buku ini adalah menunjukkan  bagaimana cara menganalisis dan menkaji sebuah novel dengan benar,  yaitu  dilihat  dari permasalahan, tujuan dan manfaat, serta tinjauan pustaka,  dan landasan teori.  Di dalam landasan teori berisikan tentang novel Indonesia muthakir yang memperlihatkan bagaimana  cara menganalisis novel berdasarkan srtuktur dan unsur-unsurnya . Buku ini juga memberitahu kita bagaimana menganalisis sebuah karya sastra dengan menggunakan teori-teori. Buku ini patut dibaca karena mengulas tentang suatu hal yang sampai sekarang masih menjadi permasalah di Indonesia. Tulisan cover buku bagus sehingga bisa menarik pembaca untuk membacannya, isinya juga sangat luas. Di bagian belakang terdapat glosarium yang bisa membantu  pembaca jika tidak mengetahui istilah yang di gunakan oleh penulis dalam teks. Buku ini bukan sekedar mengulas isi novel Keluarga Permana saja, tetapi juga mengajarkan kepada pembaca untuk mengetahui bagaimana cara menganalisis sebuah karya sastra dengan benar sehingga kita bisa mengetahui makna yang terkandung dalam karya sastra tersebut.
Kelemahan dari buku ini adalah bahasanya sulit dimengerti dan terlalu banyak kutipan-kutipan sehingga susunan kata kurang menarik. Dalam penyuntingan kata-kata kurang teliti sehingga masih ada kata-kata yang kebalik atau sulit untuk dipahami. Warna cover kurang menarik lebih menarik warna cover yang buku Stilistika. Pemilihan warna cover juga berpengaruh terhadap minat baca seseorang.
Bagi seorang Mahasiswa khususnya di jurusan Bahasa dan Satra buku ini mempunyai banyak manfaat. Di antaranya cara menganalisis sastra dengan berbagai pendekatan dan teori. Buku ini juga bisa digunakan sebagai panduan dalam mengajar. Apakah kalian ingin tahu bagaimana lanjutan analisis novel Keluarga Permana dan cara menganalisis sebuah karya sastra dengan benar, ayo buruan baca buku ini. Dijamin nggak bakal kecewa.

Senin, 11 Juni 2012

Abtraksi


ASLI
ABSTRAKSI

ANALISIS PRAGMATIK BENTUK BAHASA PENOLAKANDI KOS MAHASISWI
(Penelitian di Kos Flamboyan, Gonilan, Kartasura, Sukoharjo)

Karina Tri Utami. A 310 060 246. Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesiadan Daerah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UMS. 2010.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mendeskripsikan bentuk bahasapenolakan yang terdapat di kos Flamboyan, Gonilan, Kartasura, Sukoharjo. 2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk bahasa penolakan dikos Flamboyan, Gonilan, Kartasura, Sukoharjo, 3) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan dalam bahasa penolakan dikos Flamboyan, Gonilan, Kartasura, Sukoharjo.
Penelitian ini menggunakan teknik simak dan catat. Yang dimaksud teknik simak dan catat adalah mengadakan penyimakan terhadap pemakaian bahasa lisanyang bersifat spontan dan mengadakan pencatatan terhadap data yang mengandung makna metaforis. Analisis data yang dipakai dalam pengolahan dataini adalah model analisis jalinan mengalir (flow model of analysis) yaitu saling menjalinnya ketiga komponen analisis yang berlaku, baik sebelum, pada waktu,dan sesudah pelaksanaan pengumpulan data secara paralel.
Hasil akhir yang penulis peroleh berdasarkan penelitian ini adalah, 1) bentuk bahasa penolakan yang terdapat dalam Kos Flamboyan ada 7 kategori, yaitu : a) penolakan dengan menggunakan isyarat non verbal, b) penolakan dengan menggunakan komentar, c) penolakan dengan menggunakan ucapan terima kasih, d) penolakan dengan menggunakan usul, komentar atau pilihan, e) penolakan dengan menggunakan syarat, f) penolakan dengan menggunakan alasan, g) penolakan dengan menggunakan kata tidak atau padanannya,  nggak, ndak, dan jangan. 2) faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk ungkapan penolakan di Kos Flamboyan, yaitu : a) situasi pada saat tuturan berlangsung, yaitu pada saat tuturan berlangsung penutur (orang yang menuturkan penolakan) dapat melakukan apa yang ajakan atau tawaran tuturnya atau tidak mungkin untuk melakukan ajakan atau permintaan lawan tuturnya, b) kondisi penutur (orang yang menuturkan penolakan) pada saat menuturkan sedang bergurau atau serius, c) keakraban antara penutur (orang yang menuturkan penolakan) dan lawan tutur (orang yang menawarkan, mengajak, atau meminta)

Kata kunci :  Analisis Pragmatik, Maksim



xi


ABSTRAKSI

ANALISIS PRAGMATIK BENTUK BAHASA PENOLAKANDI KOS MAHASISWI
(Penelitian di Kos Flamboyan, Gonilan, Kartasura, Sukoharjo)

Karina Tri Utami, A 310 060 246, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010, 55 halaman.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk bahasa penolakan yang terdapat dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk bahasa penolakan dan untuk mendeskripsikan pelaksanaan prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan dalam bahasa penolakan dikos Flamboyan Gonilan Kartasura Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan teknik simak dan catat. Yang dimaksud teknik simak dan catat adalah mengadakan penyimakan terhadap pemakaian bahasa lisan yang bersifat spontan dan mengadakan pencatatan terhadap data yang mengandung makna metaforis. Analisis data yang dipakai dalam pengolahan data ini adalah model analisis jalinan mengalir (flow model of analysis) yaitu saling menjalinnya ketiga komponen analisis yang berlaku. Hasil akhir yang penulis peroleh berdasarkan penelitian ini adalah, 1) bentuk bahasa penolakan yang terdapat dalam Kos Flamboyan ada 7 kategori, yaitu : a) penolakan dengan menggunakan isyarat non verbal, b) penolakan dengan menggunakan komentar, c) penolakan dengan menggunakan ucapan terima kasih, d) penolakan dengan menggunakan usul, komentar atau pilihan, e) penolakan dengan menggunakan syarat, f) penolakan dengan menggunakan alasan, g) penolakan dengan menggunakan kata tidak atau padanannya, nggak, ndak, dan jangan. 2) faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk ungkapan penolakan di Kos Flamboyan, yaitu : a) situasi pada saat tuturan berlangsung berupa dapat melakukan apa yang menjadi tawaran penutur atau tidak melakukan ajakan atau permintaan lawan tuturnya, b) kondisi penutur (orang yang menuturkan penolakan) pada saat menuturkan sedang bergurau atau serius, c) keakraban antara penutur (orang yang menuturkan penolakan) dan lawan tutur (orang yang menawarkan, mengajak, atau meminta).

Kata kunci :  Analisis Pragmatik, Maksim